28.9 C
Medan
Jumat, 29 Maret 2024

Banjir di Area Pendidikan, Bupati Deliserdang Dikecam

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

DELISERDANG, akses.co – Banjir setinggi satu meter merendam akses jalan di kawasan pendidikan di Desa Medan Estate, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Jumat (13/9/2019) pagi. Selain menimbulkan kemacetan berjam-jam, aktivitas sekolah dan perguruan tinggi di kawasan itu terganggu.

Amatan wartawan, SMP Negeri 35 Medan sampai harus menghentikan operasionalnya. Selain areal sekolah yang terendam, siswanya juga tidak dapat masuk ke sekolah karena terjebak banjir. Selain itu, aktivitas pendidikan di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dan Universitas Negeri Medan (Unimed) juga terganggu proses pembelajarannya. Mahasiswa dan dosen di 2 perguruan tinggi itu terhambat masuknya. Banjir juga meluas hingga kampus UMA Jalan Kolam dan pintu tol Bandar Selamat

“Kami sangat menyayangkan ini dan mengecam Bupati Deliserdang serta semua pihak terkait. Tidak ada antisipasi dari pemerintah daerah terutama Kabupaten Deliserdang. Kami menduga, ini akibat proyek pembangunan besar-besaran yang dilakukan pengembang Citraland. Di mana lahan itu dulu adalah daerah resapan air, sekarang sudah berganti dengan hutan beton perumahan mewah,” kata Pengamat Sosial yang juga Dosen Unimed, Dr Tappil Rambe.

Tappil meminta Bupati Deliserdang mengevaluasi seluruh perijinan yang diberikan kepada Citraland. Itu menjadi tanggungjawab bupati, agar masyarakat merasakan kehadiran Ashari Tambunan di tengah-tengah masyarakat Deliserdang dan Sumatera Utara. “Banjir terjadi di kawasan pendidikan. Ini sebuah ironi, apalagi Deliserdang punya jargon CERDAS,” kata Tappil Rambe.

Sementara Dosen UINSU, Dr Hasrat Samosir, juga menyatakan keprihatinannya. Dia pun menjadi korban dari banjir yang melanda kawasan pendidikan itu. “Kami menyayangkan hal ini dan mengecam Bupati Deliserdang jika tidak memberikan solusi, agar kawasan pendidikan ini nyaman bagi para pencari ilmu. Sedangkan ijin perumahan mewah yang menghilangkan daerah resapan air, diberikan dengan mudah. Kami mendesak Bupati Deliserdang juga mengevaluasi AMDAL perumahan citraland. Mereka terus membangun rumah mewah di sana. Dugaan kami, banjir ini tak terlepas dari itu,” bebernya.

Menurut Hasrat, ekses negatif pembangunan yang menghambat proses pendidikan dapat dikenakan pelanggaran hukum. Kata dia, terlalu banyak korban dari banjir di kawasan ini. Paling dirasakan oleh UINSU, Unimed, SMPN 35. Tapi banjir menyebabkan macet hingga mengganggu akses ke Universitas Amir Hamzah, SMKN 1 Percut Sei Tuan, Kantor BNN, Kantor KONI, Yayasan Islamic Centre, MTSN 2 Medan, SMPN 27 Medan hingga STIP-AP.

“Banjir di sini pernah terjadi, tapi tidak separah ini. Harus ada langkah tegas. Jika dibiarkan, jangan salahkan kalau muncul gerakan pemekaran Percut Sei Tuan dari Kabupaten Deliserdang,” tambah Tappil Rambe.(rih)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

Berikan Komentar anda

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca