30.6 C
Medan
Sabtu, 20 April 2024

Bobroknya Pengelolaan Sampah Jadi Sebab Pasar Rakyat Tamora Terburuk di Deliserdang

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

Deliserdang, aksesco.id – Selain tidak tertatanya dengan baik para pedagang kaki lima (PKL), bobroknya mekanisme pengelolaan sampah disebut-sebut jadi alasan pedagang nobatkan pasar rakyat di Desa Tanjung Morawa B, kec Tanjung Morawa ini terburuk di Deliserdang.

Menurut para pedagang, pengelolaan sampah masih menjadi masalah serius dan menjadi momok menakutkan bagi mereka. Sebab, meski pasar rakyat ini akan diperbaiki sesuai perintah wakil bupati Ali Yusuf Siregar beserta Dinas terkait saat meninjau, jika pengelolaan sampah pun begitu juga alhasil kondisi pasar ini akan terus jorok dan kumuh.

“Pasar rakyat ini sudah pernah dibenahi beberapa tahun lalu. Karena bobroknya pengelolaan sampah kondisi pasar malah menjadi lebih buruk dari sebelumnya,” ujar Haidir pedagang ikan, Minggu (30/10).

Ia memaparkan, saat itu para pedagang gotong royong untuk biaya pengelolaan sampah dan pengerukan drainase, sebagai komando dibentukla sebuah asosiasi.

“Kami pedagang bergotong royong biaya pengelolaan sampah dan pengerukan drainase, per pedagang menyumbang Rp 10000 perhari. Upaya kami berhasil saat itu dan pasar kami bersih. Namun kami begitu kecewa karena buruknya pengelolaan sampah, selain dibadan jalan disepanjang drainase juga dipenuhi sampah. Dampaknya air yang masuk meluap ke badan jalan dan lama-lama membentuk kubangan sehingga menyulitkan pengunjung datang,”ungkap Haidir.

Sementara Bendahara Asosiasi Pedagang Bersatu (Aiptu) Manahan Dalimunthe menuturkan, bobroknya pengelolaan sampah menjadi isu yang harus diselesaikan bersama. Sebab merujuk pada rapat Muspika yang dihadiri Dinas terkait serta perwakilan para pedagang pada Selasa(25/10) bahwa pasar rakyat Tanjung Morawa akan dinormalisasi oleh pemkab deliserdang.

“Pasar ini akan dilakukan normalisasi dengan memakan angggaran 1.2 miliar sesuai perintah Bupati Ashari Tambunan melalui wakil Bupati Ali Yusuf Siregar. Hal itu kemarin disampaikan Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Deliserdang Rahmatsyah pada saat rapat digelar. Nah kalau pengelolaan sampah masih bobrok dan petugas kebersihannya masih itu juga sia sia nanti anggaran yang begitu besar,” terang Manahan.

Dia menjelaskan, bobroknya mekanisme pengelolaan sampah ini sudah cukup lama. Meski sudah berulang kali disampaikan, namun pemerintah setempat tidak pernah merespon, akhirnya masalah ini terulang kembali.

“Dimasa kepemimpinan Camat Marianto Sekcamnya Ibnu Hajar permasalahan sampah ini sudah kami laporkan dan berujung rapat kordinasi. Alhasil cakap-cakap doang, toh itu juga masih di pakai petugasnya, dampaknya ya beginilah viral kembali pasar rakyat inikan,” ucap bendahara asosiasi pedagang itu.

Selanjutnya, saat rapat kordinasi dengan Muspika dan beberapa Dinas terkait prihal bobroknya persoalan sampah ini juga sudah dilaporkan, namun Camat Tanjung Morawa yang baru Ismail S.STP, M.SP selaku pimpinan rapat hanya mengatakan akan diuji kembali.

“Ini masalah serius bahkan sudah berulang dilaporkan. Kami khawatir setelah selesai dinormalisasi namun petugas kebersihan tidak diganti kondisi pasar ini bisa rusak lagi, kan tidak harus terus-menerus seperti ini malu kita,” tegasnya.

“Ya, Kalau memang tidak mampu biarkan pihak lain mengelola, jangan kami para pedagang terus disalahkan dan dianggap tidak menjaga kebersihan, padahal petugas kebersihan yang tidak becus mengurus sampah,” imbuhnya.
(Red)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]
- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca