akses.co – Jumlah Harimau Sumatera di Sumut berkurang pasca dua ekor harimau muda yang berhabitat di hutan Barumun Kabupaten Padanglawas mati. Diduga, matinya dua satwa dilindungi itu karena sakit.
Kepala Bidang Konservasi Sumber daya Alam (KSDA) Wilayah III pada Balai Besar KSDA Sumatera Utara di Padang Sidempuan, Gunawan Alza, mengatakan, informasi kematian harimau didapat setelah 8 Juli lalu pihaknya menerima laporan dari Koramil setempat meneruskan laporan warga terkait adanya penemuan harimau yang sakit di hutan sosopan Barumun.
“Kami evakuasi harimau itu, kebetulan di sekitar situ ada sanctuary harimau. Selama perjalanan dilakukan penyuntikan menambah vitamin, infus dan minum. Namun saat diberikan minum tidak bereaksi,” ujarnya di Kantor BKSDA
Sumut, Jumat (14/7/2017).
Ditandai dengan lemahnya denyut nadi harimau itu, selanjutnya di hari yang sama, dokter hewan memberitahukan nyawa satwa yang dilindungi itu tidak bisa tertolong lagi. “Pada pukul 23.31 WIB harimau dinyatakan mati. Selanjutnya dilakukan pembedahan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian harimau itu,” ucapnya.
Belum dipastikan penyebab kematian binatang buas tersebut, tetapi dugaan sementara karena sakit. “Hasil bedah nekropsi akan diberitahu,” ungkapnya.
Tidak ada tanda-tanda kematian akibat dijerat pada harimau tersebut kata Gunawan, sementara diperkirakan hewan itu sakit antara satu hingga dua minggu. Sementara satu ekor harimau lainnya ditemukan dalam keadaan mati. Kedua harimau diperkirakan berusia muda, antara satu hingga dua tahun dan dua hingga empat tahun. “Diperkirakan, harimau di hutan Barumun tinggal 5 atau enam ekor lagi,” ungkapnya. (sam)