26.7 C
Medan
Selasa, 14 Mei 2024

Aksi Mengamen Di Merdeka Walk Medan, Musisi: Pak Walikota Kami Juga Berhak Dapat Hidup Layak Sesuai Amanat UUD 1945

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

MEDAN, akses.co – Sejumlah musisi Kota Medan yang sempat mengalami pengusiran oleh Lurah Kesawan saat melaukan aksi mengamen di Jalan Balai Kota/ Lapangan Merdeka, mengucapkan rasa terima kasih kepada Pemrintah Kota Medan.

Diakui para musisi, hingga saat ini, aksi mengamen yang mereka lakukan,terlaksana dengan nyaman, aman dan tenteram sesuai protokol kesehatan.

Meskipun, aksi yang bertujuan menghibur para pengendara serta pengunjung lokasi wisata kulineer seputar lapangan Merdeka Kota Medan tersebut, tak lain juga para musisi mengharapkan adanya rezeki yang didapatkan untuk menghidupi keluarga mereka dirumah.

Salah satu musisi, Syahid ahmad
Ketua Rockers Community yang ditemui Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Medan Bobby O Zulkarnain, didampingi Sekretaris Budo Dharma SH, Jumat (17/9/2021) menceritakan bahwa harapan mendapat rezeki untuk menghidupi keluarga sejumlah musisi jauh dari apa diharapkan.

“Alhamdulillah, kami dapat Rp 200.000 ,start pukul 16.00WIB usai shalat Adzhar sampai Pukul 18.00Wib sebelum Adzan Maghrib berkumandang. Kami bagi berlima hari ini, kadang mau sampai enam atau tujuh orang. Artinya minimal Rp 30.000- Rp 40.000 per orang setiap kali mengamen”Ujar Syahid dengan lesuh.

Diceritkaan Syahid, meskipun nominal yang mereka dapat sangatlah minim, tidak menjadikan mereka lupa bersyukur dan berterima kasih kepada Pemerintah Kota Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada mereka mencari rezeki dengan cara mengamen.

Akan tetapi, pentingnya perhatian Walikota Medan Bobby Nasution terhadap solusi kehidupan bagi para musisi yang terdampak pandemi serta penerapan PPKM segeralah direalisasikan.

“Kami sangat berharap suatu keputusan dan solusi yang bijaksana dari Walikota Medan Bobby Nasuiton terhadap nasib kami dan keluarga para musisi. Sehingga kami benar-benar warga masyarakat yang dalam UU Dasar 1945 kami beserta keluarga memiliki hak mendapatkan kehidupan yang layak”Jelas Syahid.

Sudah memasuki 3 Tahun, lanjut Syahid Ahmad menceritakan, dampak pandemi Covid-19 para musisi rasakan.

Belum ada suatu kebijakan, serta perhatian yang dirasakan para musisi secara khusus dari Pemerintah Kota Medan.

“Pak Walikota kami yang masih muda, milenial, kami fikir sangatlah mengerti tentang kami para musisi ini yang mendapatkan rezeki dari prilofesi serta skill kami bermain musik, tolong pak perhatikan kami. Berikan solusi kepada kami, agar keluarga, istri dan anak-anak kami juga bisa merasakan apa itu hidup yang layak. “Harap Syahid.

Dilokasi yang sama, Ketua SMSI Kota Medan Bobby O Zulkarnain, merasa tersentuh apa yang dialami para musisi akibat dampak pandemi.

“Miris rasanya, mendengar pernyataan para teman-teman musisi hanya bisa membawa Rp 40.000 maksimal kerumah mereka yang Belum tentu setiap harinya.”Ujar BOZ sapaan akrabnya Bobby O Zulkarnain.

Menurut BOZ , ada gebrakan serta solusi bijak yang bisa dilakukan Pemko Medan bersama para anggota DPR terhadap keberlangsungan hidup para musisi.

Kiranya, sinergritas antara eksekutif ,legislatif dan yudikatif itu berjalan. Cobalah, wujudkan ada yang menjadi cita-cita negara yang tertulis dalam UU Dasar Negara 1945.

“Cobat cermati isi undang-undang, ada cita-cita negara kita di alinea ke-4.Diantaranya, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”Jelas Bobby.

Artinya, ada tanggungjawab pemerintah terhadap warga masyarakatnya. Bagaimana cita-cita negara itu tercapai, jika untuk kebutuhan pokok saja, ada warga masih sulit mendapatkab.

“Belum lagi kebutuhan pendukung para anak-anak musisi, baik vitamin serta biaya pendidikan. Ayolah, Pemko Medan terbuka lah memberikan pandangan serta maksimalkanlah perhatian terhadap masyarakat Kota Medan secara adil dan merata. “Pungkas Bobby.

Diberitakan sebelumnya, tindakan pengusiran yang dilakukan Lurah Kesawan terhadap para musisi saat melaukan aksi ngamen dijalan Balaikota tepatnya Lapangan Merdeka Medan, Jumat (3/9/2021) viral dan menuai kecaman sejumlah elemen masyarakat serta tokoh pemuda di Kota Medan.

Pasalnya, aksi mengamen di Jalan yang dilakukan para musisi Kota Medan tersebut bertujuan untuk mendapatkan rezeki untuk menghidupi keluarga ditengah pandemi covid-19 yang berdampak pada profesi pekerjaan yang mereka geluti.

Kegiatan menghibur para pengendara dijalan tersebut, menjadi pilihan terakhir para musisi, ketika sejumlah usaha resto dan cafe yang menyediakan fasilitas live musik merupakan mata pencaharian sehari-hari tutup terdampak Covid-19 serta pelaksanaan PPKM

“Kita sayangkan, Lurah yang terkesan membenturkan PPKM dalam membungkam kreatifitas para kaum muda dalam mengekspresikan diri serta mengharapkan Rezeki dari pengendara'”Ujar Ketua Panggung Musisi Kota Medan Budi Dharma SH.

Dipaparkan Budi Dharma, sikap Lurah Maswan Harahap terkesan mencari muka ke Walikota Medan sangat buruk.

Seharusnya, jika dia memiliki wawasan, arif dan bijaksana serta benar-benar menunjukkan loyalitas, memanfaatkan momen aksi mengamen para musisi menaikkan nama baik dengan merangkul serta mengapresiasi kegiatan tersebut.

“Jangan kesannya ingin menjilat malah membuat nama baik Walikota Medan Buruk dimata kaum muda serta musisi Kota Medan. Seharusnya, Lurah memberikan apresiasi serta mendata para musisi untuk disampaikan kepada Pimpinannya”Jelas Budi Dharma yang juga Sekretaris Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Medan ini. (sbr-01)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

Berikan Komentar anda

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca