26.7 C
Medan
Minggu, 19 Mei 2024

Gandeng Misbahul Muslimin, Gerindra: Masalah Medan Bukan Perbedaan SARA, Tapi Kemiskinan, Pengangguran dan Banjir

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

MEDAN, akses.co – DPD Gerindra Sumut gandeng Majelis Misbahul Muslimin untuk mengawal jalannya Pilkada Medan tanpa politik identitas. Problem kita bukan perbedaan agama, suku dan ras, tapi problem Medan adalah pengangguran, korupsi, banjir, infrastruktur buruk, dan sembrautnya kota.

Ketua DPD Gerindra Sumut, H. Gus Irawan Pasaribu, SE. Ak. MM. CA, didampingi Sekretaris Robert L. Tobing dan Jubir Medan Berkah, Sugiat Santoso, Selasa (3/11) malam, di kantor DPD Gerindra Jl. DI. Panjaitan no. 166 menjelaskan, ada gerakan politik identitas yang dibangun oleh pihak tertentu untuk mewarnai Pilkada Medan.

Menurut Gus Irawan, gerakan itu harus dilawan karena akan menciderai jalannya demokrasi. “Kami sadar betul bahwa ada gerakan massif membawa isu politik identitas. Gerakan ini kami sikapi dengan mengajak diskusi para ulama dan para ustad di Majelis Misbahul Muslimin untuk kemudian turun ke masyarakat agar tidak terpengaruh dan paham bahwa masalah kita bukan soal perbedaan agama, tapi pengangguran, korupsi, infrastruktur yang buruk, banjir, dan sembrautnya kota,” kata Gus Irawan.

Menurut Gus, pasangan yang diusung Gerindra, Bobby Nasution – Aulia Rachman, adalah pilihan terbaik untuk menata kota Medan sesuai dengan yang kita harapkan. “Pak Akhyar Nasution itu sudah pernah pimpin Medan, namun kinerjanya buruk, kita semua merasakan itu. Lalu secara akal sehat apa mungkin kita beri kesempatan lagi orang yang berkinerja buruk hanya karena pengaruh politik identitas?, saya kira Pilkada Medan ini jadi kesempatan kita warga Medan untuk berbenah dan bangkit,” kata Gus Irawan.

Gus mengatakan, hingga 9 Desember mendatang Gerindra dan para ustad dari Majelis Muslimin akan turun meyakinkan masyarakat bahwa Medan kedepan harus bangkit dan berubah jadi lebih baik. “Kader dibawah sudah bergerak turun, dan Majelis Muslimin akan berikan pemahaman faktual tentang kondisi Medan hari ini dan kedepan agar lebih baik,” tutup Gus Irawan.

Bobby Nasution yang hadir pada kegiatan diskusi bersama para ulama dan tokoh Majelis Muslimin yang diselenggarakan Gerindra Sumut mengaku terharu bisa berdiskusi langsung dengan para ustad Majelis Muslimin.

Dalam kesempatan itu ia juga memaparkan program keumatan yang akan dijalankan jika nanti diamanahkan memimpin Medan.

“Kami akan bangun Islamic center sebagai pusat pembelajaran agama dan dakwah, Perda Kota Medan 5/2014 tentang Wajib Belajar Madrasah yang saat ini tidak jalan, akan dijalankan, agar anak-anak kita melek baca Al Qur’an. Tidak akan ada lagi penggusuran masjid dan masjid-masjid kedepan bisa jadi basis perekonomian umat,” tutup Bobby.

Pergulatan Pemikiran Yang Panjang

Sementara itu Wakil Ketua Gerindra Sumut, Ustad Ahsanul Fuad, menjelaskan bahwa pertemuan antara Gerindra Sumut, Bobby Nasution dengan para ustad dari Majelis Misbahul Muslimin ini terjadi melalui pergulatan pemikiran yang panjang berkaitan dengan kemaslahatan kota Medan.

“Dari pergulatan pemikiran dan diskusi panjang itulah kemudian terjadi kesepahaman dan keyakinan bahwa Medan kedepan harus berubah. Inilah yang kemudian menyambungkan dan menguatkan kita untuk berikhtiar menangkan bobby demi perubahan kota Medan,” kata Ashanul.

Menurutnya, sulit untuk berharap agar Medan jadi kota yang bersih, indah dan metropolitan jika pemimpinnya Pak Akhyar lagi. “Malah dimasa kepemimpinan beliau Medan dijuluki kota sejut lubang dan kota terkotor. Jadi, marilah kita jernihkan hati, melihat dengan sungguh pemimpin seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk menata Medan,” tutupnya. (ggs)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

Berikan Komentar anda

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca