31.7 C
Medan
Kamis, 2 Mei 2024

Webinar Series II Hadirkan Rektor USU Berbagi Pengalaman Sembuh dari Covid-19

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

MEDAN, akses.co – Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia menggelar Webinar Series yang mengambil topik pembahasan “Kiat-kiat Menjalani Isolasi Mandiri”, Kamis (13/08/2020).

Kegiatan yang diadakan secara daring melalui zoom dan ditayangkan melalui channel Sirenbang TV menampilkan Rektor Universitas Sumatera Utara Prof Dr Runtung Sitepu, SH, M Hum, untuk berbagi pengalaman terkait tema webinar. Sebagaimana diketahui Rektor USU merupakan salah satu penyintas atau orang yang berhasil sembuh dari Covid-19, setelah sebelumnya dinyatakan positif melalui pemeriksaan Swab.

Selain Rektor USU, narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan itu adalah Konsultan Paru RS USU Dr dr Bintang YM Sinaga, M Ked (Paru), Sp P (K), Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik (PDGMI) Cabang Sumut Prof Dr dr Dina Keumala Sari, M Gizi, Sp GK, Kepala Unit Rehabilitasi Medik RS USU dr Tari Mediyanti , Sp KFR dan Kepala SMF Psikiatri RS USU Dr dr Elmeida Effendy, M Ked, Sp KJ.

Perbincangan dengan Rektor USU dipandu oleh Sekretaris Universitas Sumatera Utara Prof Dr dr Farhat, M Ked (ORL-HNS), Sp THT-KL (K). Sementara Ketua Tim Surveilans RS USU dr Ivana Alona, MPH, bertindak sebagai moderator seminar. Webinar dibuka oleh Dirut RS USU, Dr dr Syah Mirsya Warli, Sp U (K) serta dihadiri Direktur Diklat, Pendidikan dan Kerjasama RS USU dr Sake Juli Marthina, SpFK selaku penanggungjawab kegiatan pengabdian masyarakat RS USU.

Terima Lapang Dada

Dalam kesempatan itu, Rektor USU antara lain memaparkan pengalaman pribadinya dalam menghadapi vonis dokter terkait pemeriksaan Swab yang dijalaninya yang menyatakan bahwa dirinya positif terinfeksi Covid-19. Selain itu juga berbagai kiat dan aktivitas yang dilaksanakan Rektor USU ketika menjalani isolasi mandiri hingga akhirnya melalui pemeriksaan Swab ketiga dan keempat ia telah dinyatakan negatif Covid-19.

Prof Runtung menyatakan, bahwa pengalamannya dalam menghadapi Covid-19 sesungguhnya tidaklah lebih berat daripada korban-korban positif Covid-19 lainnya, yang harus berjuang di rumah sakit untuk bisa sembuh dan sehat kembali seperti sediakala. Semula, dalam berbagai pemeriksaan rapid test yang dilakukannya, Rektor USU senantiasa dinyatakan non reaktif/negatif Covid-19. Namun, pada suatu pemeriksaan yang dilakukannya saat menemani sang menantu dalam pemeriksaan Swab, Prof Runtung justru dinyatakan positif. Meskipun demikian, ia mengaku menerima kenyataan tersebut dengan lapang dada dan memikirkan berbagai tindakan yang harus diambil segera untuk menyikapi kondisi yang dihadapinya. Antara lain dengan langsung mengumumkan kabar itu melalui media massa dengan harapan agar orang-orang yang pernah melakukan kontak erat dengan dirinya selama dua minggu terakhir dapat segera memeriksakan diri.

Selain itu, Prof Runtung juga berusaha menenangkan anggota keluarganya, terutama sang istri yang seketika syok mendengar kabar tersebut. Ia meminta anak, menantu dan cucu-cucunya untuk segera melakukan Swab dan tidak bertemu dengannya sementara waktu. Lalu ia memilih segera mengasingkan diri ke suatu tempat untuk menjalani karantina mandiri. Beliau bahkan tidak lagi mengizinkan sopir pribadinya untuk melayani keperluan transportasinya dan memilih menyetir sendiri.

“Saya tidak ingin menyusahkan orang lain dan berharap tidak ada orang-orang di dekat saya yang terikut positif Covid. Terlebih keluarga saya. Dan kekhawatiran saya cukup terlipur dengan hasil Swab yang didapatkan seluruh keluarga besar dan orang-orang dekat saya yang negatif Covid,” kata Prof Runtung.

Selama menjalani masa karantina mandiri, Prof Runtung senantiasa berpikiran positif dan terbuka serta menjalani hari-hari dengan melakukan hobi yang sangat digemarinya, yakni berladang. Dengan beraktivitas di ladang pribadinya, ia mendapatkan suasana hati yang bergembira dan tubuh yang bugar. Kesemua itu tentu sangat memengaruhi dan meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh yang dimilikinya. Selain berladang, Prof Runtung juga kerap memasak; hobinya yang lain. Ia gemar memasak beraneka menu favoritnya, seperti arsik ikan mas dan menu tradisional Karo lainnya.

Dalam menguraikan pengalamannya, Rektor juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan perhatian kepadanya dengan memberikan berbagai macam obat-obatan, ramuan-ramuan, vitamin, madu dan segala macam barang yang bertujuan untuk segera memulihkan dirinya dari sakit tersebut. “Saya sangat terharu dengan seluruh perhatian luar biasa yang diberikan oleh banyak pihak kepada saya. Bahkan, saking banyaknya obat-obatan dan ramuan yang diberikan, banyak juga yang tak sempat saya gunakan. Namun nantinya seluruh obat-obatan itu akan saya sumbangkan kepada orang-orang dengan nasib sama seperti yang saya alami kemarin. Semoga dapat juga membawa kesembuhan bagi mereka,” kata Rektor.

Pada bagian akhir, Rektor USU mengimbau agar seluruh keluarga besar Universitas Sumatera Utara dan seluruh masyarakat luas terus disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat, mengingat di mana saja dan kapan saja kita semua bisa terpapar Covid-19. Rajin menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak harus dijadikan sebagai bagian perilaku sehari-hari, selama virus ini masih ada di tengah-tengah masyarakat. Menurutnya, seluruh imbauan yang dikeluarkan oleh Pemerintah untuk antisipasi dan penanganan Covid-19 harus dijalankan dengan kesadaran bahwa semua itu diterapkan untuk melindungi kesehatan dan keamanan seluruh masyarakat.

Lockdown untuk meminimalisir

Rektor juga berharap agar lockdown yang dilakukan selama tiga minggu di lingkungan USU dapat meminimalisir jatuhnya korban lebih banyak pada keluarga besar USU. Meskipun demikian, Rektor juga menyayangkan adanya sebagian dari keluarga besar USU yang tidak menghiraukan esensi dari pemberlakuan lockdown, yakni tetap terus melakukan aktivitas di luar dan berbaur dengan masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan ketat sehingga pada akhirnya mengakibatkan mereka ikut terpapar. Padahal sesungguhnya penerapan lockdown ini harus lebih banyak berdiam di rumah dan bekerja di rumah, untuk membantu mengurangi risiko terpapar Covid-19.

“Apabila kita menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam aktivitas sehari-hari, mudah-mudahan kita semua dapat terhindar dari pandemi ini. Karena kita juga tidak mungkin untuk tidak bekerja atau bergerak sama sekali. Roda kegiatan dan sistem kerja di USU harus terus berjalan, meski tidak selancar biasanya. Saya juga mengapresiasi seluruh dedikasi yang telah ditunjukkan oleh keluarga besar USU, bahwa setiap bidang di USU semua dapat terus berjalan meskipun melalui system Work From Home (WFH),” kata Rektor.(Red)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

Berikan Komentar anda

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca