30 C
Medan
Sabtu, 18 Mei 2024

Edy Ikhsan Dorong Penguatan Identitas Kota Medan

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

MEDAN, akses.co – Edy Ikhsan, Antropolog Hukum yang juga Bakal Calon Wali Kota Medan, mendorong pemerintah memperkuat identitas Kota Medan sebagai wilayah warisan budaya untuk peradaban masa depan.

Hal ini ditegaskannya usai menapaktilas kembali salah satu situs sejarah Masjid Raya Al Osmani atau Masjid Labuhan. “Medan Labuhan ini tempat bersejarah namun faktanya minim sekali diperhatikan. Masjid Raya Labuhan hampir terasa tidak mendapat identitas sebagai sebuah situs sejarah. Bagaimana penerangan di jalan menuju masjid ini pada malam hari juga miris,” kata Edy Ikhsan, dalam siaran pers yang diterima, Senin (11/11/2019).

Identitas sebagai salah satu situs sejarah itu juga minim diinformasikan. Mungkin saja kata dia, tak banyak yang tahu, masjid itu adalah situs sejarah yang pertama kali dibangun pada 1854 oleh Raja Deli Ke-7, Sultan Osman Perkasa Alam. “Sebagai sebuah situs sejarah, Pemko Medan harusnya tidak membiarkan kondisi situs seperti itu,” ujar Edy yang akan maju Pilkada Medan dari jalur independen ini.

Edy pun menegaskan, perlunya dibangun replika perumahan Kerajaan Deli masa itu yang ada di sekitar masjid. Ini perlu mendapat perhatian ditelusuri lebih lanjut. “Agar generasi kita paham dengan peninggalan sejarah tempat tinggalnya,” kata Dosen USU tersebut.

Edy menekankan pentingnya konsep pembangunan yang tidak menghancurkan warisan budaya. Dan upaya memberi identitas pada warisan sejarah juga harua ditonjolkan. “Jika pemerintahnya punya kesadaran sejarah, pasti membangun dengan mengedepankan nilai-nilai sejarah. Mengajak masyarakat untuk juga sadar sejarah. Tentu akan menjadi daya tarik wisata. Dan generasi muda pun bangga bila wilayah tempat tinggalnya diperhatikan sebagai warisan sejarah,” ujar Edy.

Ke depan, Edy menekankan pentingnya perhatian serius terhadap situs sejarah yang ada di kawasan Utara Kota Medan tersebut. Tentu perhatian itu harus merangkul masyarakat yang ada. Di utara Kota Medan ini ada situs Kota Cina yang jauh sudah ada sebelum Belanda datang ke Deli. Belum lagi bila ditilik soal pelabuhan lama di Labuhan Deli dan sebagainya.

“Medan Utara harusnya mendapat identitas sebagai kota sejarah. Tapi pemerintah seolah membiarkan bahwa Medan Utata identik dengan kekumuhan dan perawatan infrastrukturnya tertinggal jauh dari inti Kota Medan sekarang,” tukas Edy Ikhsan.(eza/rel)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

Berikan Komentar anda

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca