31.7 C
Medan
Jumat, 17 Mei 2024

Iftiyah, Bayi Terjangkit Virus Rubella Menanti Janji Dinkes Sumut

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

akses.co – Iftiyah Ramadhan, bayi yang terjangkit virus Rubella asal Kota Medan kini sudah berusia setahun. Namun, perkembangan fisiknya cukup lambat khususnya pada pendengaran dan penglihatannya.

Perkembangannya sebenarnya bisa lebih baik dengan alat bantu, tapi sayangnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut tidak juga merealisasikan janji memberikan alat bantu pendengaran.

Lebih dari delapan bulan Iftiyah masih menanti janji memberikan alat bantu pendengaran yang sebelumnya disampaikan Evi Diana Sitorus, istri Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Erry Nuradi. Bayi perempuam mungil yang memiliki kelainan pada jantung, mata dan telinga akibat virus tersebut belum juga dipenuhi Kepala Dinkes Sumut, Agustama setelah sebelumnya berjanji akan menyediakan alat bantu dengarnya.

Padahal, awal Februari 2017 lalu, di depan Evi dan sejumlah awak media cetak dan elektronik, Agustama berjanji akan menyediakan alat bantu dengar bayi mungil itu. Ratih Rachmadona, ibu kandung Iftiyah, Ratih mengaku awalnya senang saat istri orang nomor satu di Sumut itu menyatakan kesanggupannya menyediakan alat bantu dengar putrinya, lantaran harga barang tersebut mahal.

Sebulan berlalu, kata Ratih, suaminya, Kesuma Ramadhan menanyakan janji Agustama itu. Itikad baik awalnya ditunjukkan oleh pihak terkait dengan mengirimkan beberapa petugasnya mengajak Iftiyah menjalani pemeriksaan pendengaran di salah satu perusahaan penyedia alat bantu dengar di Kota Medan yang beralamat di kawasan Jalan Prof HM Yamin. Dalam kesempatan itu terucap janji dari petugas dinas kesehatan yang siap menyediakan alat bantu dengar berapapun harganya.

“Mereka bilang berapapun harganya tak masalah, yang penting Iftiyah bisa mendengar dan bisa berbicara seperti layaknya anak seusianya,” ujar Ratih saat ditemui, Kamis (3/8/2017).

Pemeriksaan pun selesai dilakukan, hanya saja enam bulan dinanti alat bantu dengar tersebut tak kunjung datang. Keluarga pun kembali mempertanyakan hal itu kepada Kepala Dinkes Sumut.

Puncaknya Rabu (2/8/2017) malam. Keluarga pun dihubungi perwakilan dinas untuk membawa Iftiyah ke RS Adam Malik Medan pada Kamis (3/8/2017) pagi. Dua perwakilan dinas di antaranya bernama Dr Lili datang menjemput dan membawa Iftiyah tanpa menjelaskan secara detil rencana perjalanan ke rumah sakit.

“Di rumah sakit itu itikad kurang baik mulai terasa. Kita awalnya bingung, ngapain lagi ke rumah sakit, karena Iftiyah udah menjalani pemeriksaan THT (telinga hidung tenggorokan) secara menyeluruh dan hasilnya telah tersimpan di rekap data RS Adam Malik. Eh, di rumah sakit itu ternyata kami ditawarkan agar anak kami menggunakan alat bantu dengar yang tercover BPJS dan itu bukan spesifikasi untuk kasus yang dialami Iftiyah,” terang Ratih.

Bahkan, kata Ratih, dokter spesialis RS Adam Malik tidak menyarankan anak kami untuk menggunakan alat tersebut. “Kalau yang dicover BPJS itu harganya paling sejuta dan itu kami sanggup beli. Tapi sama saja dipakai pun nggak ada guna. Jadi seakan-akan kami orang bodoh yang bisa dibodoh-bodohi begitu saja. Kalau memang mereka (Dinkes) tak mampu menyediakan alat bantu dengarnya, janganlah dijanjikan. Kita sudah berharap tapi nyatanya nggak ada, pasti kecewa kan,” ucap Ratih.

Tak terima dengan cara tersebut, Ratih bersama suami menolak keras tawaran pihak rumah sakit dan perwakilan Dinkes Sumut. Bahkan, mereka menolak secara tertulis dengan membubuhi tandatangan sebagai bukti ketidaksediaan keluarga pasien atas tawaran pihak rumah sakit.

Sebelumnya Agustama pun menyatakan akan mengurus segala keperluan yang dijanjikan Evi untuk Iftiyah. “Apa yang diperlukan Iftiyah nantinya kita telah siapkan,” sebut Agustama. Sayang, Agustama tak bisa dikonfirmasi terkait hal itu. Beberapa panggilan ke telepon selulernya tidak mendapat jawaban.

Sekadar informasi, Rubella atau campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Rubella umumnya menyerang anak-anak dan remaja, namun ada juga yang menyerang orang dewasa dan bisa menular pada bayi dalam kandungan berusia di bawah lima bulan. Bayi yang terkena penularan (Sindrom Rubella Kongenital) akan mengalami katarak pada lensa mata, gangguan pendengaran atau tuli, gangguan jantung, dan otak. (sam)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

Berikan Komentar anda

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca