28 C
Medan
Jumat, 3 Mei 2024

Iparku Selalu Menggoda, Akhirnya Perutku Berbadan Dua

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

MEDAN, akses.co – Cerita ini bisa menjadi mawas diri bagi kaum hawa, khususnya yang merasa dirinya sebagai adik ipar, dan sebagai kakak harus juga bisa mengawasi, jangan sampai suami menjadi pemerhati adik kita, wah bisa bahaya.

Apa yang tak mungkin, pemerhati bisa jadi kehati, ribet urusannya kalau ini terjadi, seperti kisah ini, adik ipar jatuh hati ke abang iparnya sendiri, bukan tanpa sebab, karena Abang iparku terlalu ‘nakal’ ia suka menggoda, lama-lama aku pun tepedaya, ujar Bunga (nama samaran) kisahnya.

Bunga, usianya baru 25 tahun, dilihat dari usianya itu masih tergolong rumput muda, tinggal bersama kakaknya di Medan, di dalam rumah kami hanya bertiga, kata Bunga memulai ceritanya.

Kakak ku dan suaminya sudah sebelas tahun menikah, namun hingga kini belum mendapatkan momongan bayi, tak enak rasanya kalau rumah besar hanya berdua saja, sedangkan pembantu pukul lima sudah kembali kerumahnya, pikiran kakak ku kala itu.

Lalu ia pun meminta ku untuk tinggal bersamanya, biar rumah tak begitu sepi, suami kakak pergi pagi pulang malam, dasar inilah kakak meminta ku pindah ke Medan, sambil cari kerja, aku pun menyetujui tinggal dirumahnya, setahun berlalu biasa-biasa saja, namun masuk tahun kedua, mulailah Abang Ipar ku menggoda, terkadang canda pun tak ada batasnya, inilah awalnya aku menaruh hati padanya.

Tak itu saja, iparku pandai mengambil hati, ia suka memperhati’in ku, ipar ku selalu memberi, “Ini buat jajan”, kadang pemberian itu dihadapan kakak, seolah agar kakak tak curiga, namun, dibalik layar tanpa sepengetahuan kakak, Abang ipar ku memberi jajan yang tidak wajar, disini lah aku mulai lupa diri.

Betapa tidak, saat Abang ipar ku memberikan jajan yang tidak wajar nilainya itu, selalu terselip kata, ‘jangan bilang sama kakak mu ya’, bak gayung bersambut, lama-lama hati Abg ipar pun mendua, namun tidaklah bertepuk sebelah tangan, singkat cerita kami pun bercinta.

Suatu ketika, Aku dirumah sendirian, sedangkan pembantu tidak masuk karena sakit, sementara kakak kerja, ia wanita karir, siang itu, berkisar pukul dua an, ipar ku pulang tiba-tiba, katanya tidak enak badan, lalu ku anjurkan untuk berobat, ia menolak, katanya cuma masuk angin, obatnya di kusuk saja.

Singkat cerita, ku ambil air hangat segelas buatnya agar rasa lelahnya sedikit berkurang, saat ku beri, sambil tersenyum dan menatap wajah ku yang penuh arti, letakkan di kamar saja bunga, katanya, tanpa sadar sesaat aku melangkah ke kamar, ternyata ipar ku mengikutinya dari belakang, meski sedikit agak dek dek kan, seketika itu pula pikiran itu aku tepis, karena kami memang sudah saling dekat, ia pun meminta ku sejenak mengusuk badannya.

Mulanya aku menolak, namun ipar ku memelas meminta ku untuk mengusuk badannya, ‘Ayolah bunga, kusuk bntar Abg, hanya punggungnya saja kok pintanya, kata ipar bujuk rayu, sementara bunga pun sudah dirasuki setan gundul, ayo tolong ipar mu itu kasian lihatnya, kan cuma kalian berdua dirumah, lagian kalian juga sangat dekat, ini kesempatan, bisik setan gundul mendorong.

Akhirnya, tak buang waktu lama, perlahan bunga mengusuknya, mana bang kata bunga nada sayup menggoda, ini bunga yang ini.., sambil memegang tangan bunga mengarahkan, iya terus bunga..terus.. biar anginnya keluar, lama-lama gesekan kulit mulus bunga membuat ipar salah tingkah dan berkata, begini caranya mengajari bunga lagi dan berbalik… iparku langsung mengusuk badanku, dengan desahan nafsu, aku pun pasrah, saat ipar mengelusi paha dan badan ku, diiringi peluk cium mesra.., ipar berbisk ketelingaku, hangatnya pelukan ini sayang…, ‘Bunga ayolah…”. kata ipar penuh nafsu dan terus merayu.

Tak tahan… akhirnya, apa terjadi, keduanya saling memberi, karena sudah dirasuki nafsu, hingga siang itu terjadi pergulatan dua ronde, ujar bunga, tertunduk malu bercerita. Sejak kejadian itu, bila ada kesempatan kami pun kerap kali melakukannya, sambung bunga.

Namun, sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga, hubungan bunga dan iparnya terkuak saat bunga muntah-muntah, timbul curiga, kakak bertanya, mulanya aku tutupi, karena perubahan badan ku tak biasanya, kakak memaksa ku ke rumah sakit.

Bak disambar petir, bunga positif hamil, aku didesak bercerita, meski pahit untuk diungkapkan, terpaksa aku cerita, ‘Abang yang melakukannya kak’, aku selalu dirayunya, katanya, ia merindukan tangisan bayi di rumah, ungkap bunga tersedu, maafkan aku kak…

Mendengar pengakuan sang adik, akhirnya, kakak bunga pun rela berpisah, demi kebahagiaan adiknya, kami pun menikah, beberapa bulan kemudian lahir anakku, kami pun hijrah ke tempat lain. Lima tahun kemudian, suamiku berselingkuh, hingga kini aku yang meminta pisah darinya, dulu alasannya pingin punya anak, sekarang malah banyak gendak, sekarang aku menunggu keputusan Pengadilan, ujar bunga, seakan menerima karma, sedih. (Han)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

Berikan Komentar anda

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca