26.4 C
Medan
Sabtu, 27 Juli 2024

Mahasiswa Sidney Belajar Konsep Sawit Berkelanjutan di Riau

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

akses.co – Mahasiswa Sidney mempelajari konsep sawit berkelanjutan di Riau. Kunjungan sejumlah mahasiswa Sidney ke Riau itu, dimulai dengan mengikuti acara kuliah umum tentang Field Trip to the Sustainable Palm Oil Industry and Peatland Management di Universitas Riau, 12 sampai 13 Juli 2017.

Kedatangan mahasiwa dari Universitas Sidney yang sedang berkunjung ke Riau salah satunya adalah untuk melihat secara langsung praktik industri sawit berkelanjutan di Indonesia.

Dalam kunjungan mahasiswa Sidney tersebut, mereka diajak mengunjungi perkebunan kelapa sawit PT Kimia Tirta Utama (Grup Astra Agro) di Kabupaten Siak. Seluruh peserta dibawa terjun secara langsung ke lapangan, untuk membuktikan secara langsung bahwa industri kelapa sawit yang dijalankan sudah memenuhi syarat keberlanjutan.

Peserta dibawa ke lokasi perkebunan kelapa sawit untuk melihat detail prosesnya. Mulai dari proses agronomi, pemupukan, hingga proses panen.

“Kami juga diajak melihat secara langsung ke Pabrik Kelapa Sawit yang mengolah buah sawit menjadi CPO dan beberapa produk turunan lainnya. Ini adalah pengalaman pertama kami, dan kami sangat antusias,” ungkap Kania, pendamping mahasiswa dari Universitas Sidney.

Tidak berhenti di sana, kunjungan juga dilakukan ke areal konservasi, melihat pengelolaan lahan gambut dan pengairan di areal perkebunan. Di akhir kunjungan, peserta dilibatkan untuk menanam pohon sebagai salah satu wujud komitmen program pelestarian lingkungan hidup.

“kami mendapat banyak sekali informasi dan pengetahuan berharga selama kunjungan kali ini. Dan benar, perspektif kami terhadap industri sawit berubah. Kami sangat mengapresiasi bahwa Indonesia telah bekerja sangat keras dalam menjalankan praktik yang berkelanjutan di Industri Sawit yang mereka miliki,” pungkas George.

Dalam kesempatan itu, Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Tofan Mahdi, mengungkapkan terkait ketidakakuratan pemberitaan yang disampaikan oleh banyak media terhadap industri kelapa sawit, baik di dalam negeri maupun media internasional.

“Ketika diminta sharing dengan mahasiswa dari Universitas Sidney saya sangat antusias. Apalagi kehadiran mereka adalah untuk menggali kebenaran tentang industri kelapa sawit. Ini adalah kesempatan langka untuk meluruskan persepsi mereka terhadap industri yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian kita saat ini,” ungkapnya.

Tofan juga menjelaskan terkait dengan framing pemberitaan negatif yang selama ini berkembang untuk mendeskriditkan industri sawit tanah air. Hal ini seharusnya dibiarkan berkembang.

“Kita harus bekerja keras, bahu membahu menyampaikan kebenaran di dalam industri kelapa sawit. Salah satunya adalah melalui acara diskusi terbuka dengan kalangan akademisi, apalagi mereka adalah mahasiswa asing. Semoga mereka bisa menyebarkan informasi yang mereka dapat ketika nanti mereka kembali ke Negaranya,” pungkasnya

Departemen Head of Sustainability, Bandung Sahari menjelaskan bahwa tuduhan yang dialamatkan pada industri kelapa sawit sebagai penyebab terjadinya kebakaran hutan dan asap sama sekali tidak relevan. “Kita lihat saja negara seperti Amerika atau Australia, di Negara mereka bahkan tidak ditumbuhi kelapa sawit. Namun faktanya, kebakaran juga terjadi di sana. Bukankah hal ini sudah cukup menjawab tuduhan-tuduhan yang sama sekali tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas bahkan,” ungkapnya saat memberikan kuliah tamu di Universitas Riau (12/7/2017). (din)

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca