akses.co – Warga Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat harus menunggu 15 tahun untuk lepas dari banjir. Pasalnya, kawasan tersebut baru diperbaiki saat ini. Padahal, setiap hujan deras turun kawasan tersebut terendam sampai betis orang dewasa.
Kondisi ini menunjukkan kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan tidak terencana dengan baik. Selain itu, terfokus di kawasan inti kota.
“Ada sekitar 15 tahun gorong-gorong tersumbat. Tidak ada upaya untuk mengatasinya. Jadi selama itulah warga sekitar menjadi langganan banjir,” kata Budi,45, penduduk Lingkungan I, Kelurahan Pulo Brayan.
Dia menjelaskan, sudah lama warga minta agar penyumbatan segera diatasi sehingga banjir dapat diminimalisir. Namun permintaan itu tidk kunjung direalisasi sehingga warga selalu berkutat dengan banjir setiap kali hujan deras turun. “Kami cukup lama menunggu perbaikan ini,” tegasnya.
Kawasan tersebut menjadi langganan banjir dikarenakan adanya bongkahan batu di bawah gorong – gorong. Bongkahan batu tersebut menyebabkan jalan air tidak lancar. Akibatnya setiap hujan, kawasan tersebut, terutama di sekitar Lapangan Pertiwi ketinggian air mencapai betis orang dewasa. Padahal apabila ada kemauan, dari dulu persoalan ini sudah bisa diselesaikan. Apalagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tersebut memiliki alat berat yang lengkap. Ini dibuktikan dengan apa yang dilakukan dinas tersebut, Senin (2/9/2017). Dimana, dalam beberapa jam persoalan itu bisa diatasi. Dengan menggunakan jack hammer (bor pemecah batu), gorong – gorong hancur dan bongkahan batu diangkut dengan backhoe loader.
Plt Kabid Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan, Edi Zalman mengatakan, pihaknya memasang box culvert agar air semakin lancar. Sehingga kemungkinan banjir tidak terulang. “Box culvert ini pengganti gorong – gorong. Ini sangat mendukung efektifitas kerja dilakukan. Selain proses pengerjaannya sangat cepat, masyarakat pengguna jalan juga tidak terganggu. Begitu dipasang langsung bisa dilalui kenderaan bermotor,” jelasnya. (eza)