25.6 C
Medan
Senin, 20 Mei 2024

Kampanye harus Bangun Kesadaran Berpolitik

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

akses.co – Masa kampanye Pemilu 2019 saat ini, harus didorong sebagai sarana untuk memberikan pemahaman seluas-luasnya kepada masyarakat tentang calon wakilnya di DPR ataupun pemimpin yang akan dipilih.

Hal ini terungkap dalam diskusi Dzikir Politik bertema “Kampanye Sebagai Esensi dan Strategi Pemilu”, digelar di D’jong Cafe Jalan Wiliem Iskandar, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, Rabu (17/10/2018). Hadir sebagai pembicara dalam kesempatan itu antara lain salah satu Pendiri Medan Utara Institute Muhammad Asril, praktisi hukum sekaligus politisi Partai Golkar Irham Buana Nasution, dan pengamat politik Andi Wiliandi.

Muhammad Asril menyampaikan pemaparannya terkait tema yang telah ditentukan. “Sebagai pendatang baru, sebagai anak muda juga, saya punya prinsip bahwa anak muda jangan menjanjikan masa lalu, tapi menawarkan masa depan,” ujarnya.
Asril yang juga merupakan Caleg DPRD Kota Dapil Medan II dari Partai Golkar itu menjelaskan bahwa kampanye tidak selalu menjadi janji palsu.

“Hanya orang-orang yang tak bertanggungjawab yang mengeluarkan janji-janji palsu. Sementara kami di Medan Utara, janji yang kami berikan merupakan pengembangan dari yang sebelumnya telah kami lakukan. Ke depan, kami akan berusaha untuk mendorong pemerintah dan stakeholder untuk membangun balai latihan kerja di Medan Utara,” jelasnya.

Sementara Irham Buana Nasution, menekankan tentang pentingnya kampanye sebagai sarana untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat tentang calon pemimpin yang akan dipilih.

“Rakyat dalam pemilu itu bukan objek, tapi subjek. Oleh karena itu rakyat adalah pemangku utamanya. Kampanye adalah salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut. Selain penting agar rakyat dapat melihat secara objektif kualitas calon pemimpin yang akan dipilih, kampanye juga diharapkan mampu meningkatkan partisipasi pemilih,” jelas Irham yang juga mantan Ketua KPU Sumut ini.

Irham yang akan bertarung di Dapil Sumut I sebagai Caleg tingkat provinsi itu juga mengungkapkan bahwa dirinya akan menjadikan kesadaran politik sebagai poin penting dalam berkampanye. “Itu bisa terbangun ketika masyarakat tidak melihat pemilu sebagai dagang ekonomi, tapi kalau hanya dilihat sebagai dagangan ekonomi dan tradisi tahunan, maka tidak akan ada perubahan,” ungkapnya.

Selain itu, Irham berharap Pemilu 2019 dapat melahirkan pemimpin yang benar-benar mampu mewakili masyarakat. “Pemimpin itu lahir tidak karena adanya tekanan politik, bukan karena ada kepentingan ekonomi, tapi lahir secara terstruktur dan kultur,” tegasnya.

Sedangkan Andi Wiliandi dalam pemaparannya menyebutkan bahwa saat ini para caleg atau calon pemimpin tidak cukup menciptakan strategi ampuh dalam berkampanye. Tapi juga menjadikan kampanye menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman.

“Jika para caleg mampu melakukannya, maka masyarakat lebih mudah untuk memahami visi dan misi yang disampaikan. Meningkatkan partisipasi pemilih pemula melalui kampanye juga menjadi tanggung jawab caleg,” pungkasnya. (rel/ril)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

Berikan Komentar anda

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca