26.7 C
Medan
Minggu, 19 Mei 2024

Pilkada 2020 Arena Tarung Investor

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

MEDAN, akses.co – Pentas pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 di Sumatera Utara diyakini akan menjadi pertarungan investor (baca: cukong). Hal ini dikaitkan dengan eksistensi kepentingan proyek pembangunan di daerah ini.

Menurut Direktur Political Literacy Desk (PollDesk), Faisal Riza, sejumlah hal ditemukan penelitian yang dilakukan pihaknya hingga 10 September 2019. Menurut dia, ada keinginan dari sejumlah pihak untuk menyinergikan pembangunan di daerah dengan program kerja pembangunan dari pemerintah pusat. “Seperti tol dalam kota, hingga pembangunan berskala besar. Termasuk properti-properti raksasa,” katanya, Rabu (18/9/2019).

Kata dia, patut diperhatikan adalah kelompok yang menjadi penentu dalam politik seperti investor dan sejenisnya. “Kelompok ini, tetap akan bersuara dalam gerakan yang mungkin tidak disadari publik secara umum,” katanya.

Pihaknya pun memprediksi Pilkada 2020 tetap diwarnai polarisasi investor dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Sejumlah indikator, menurut cukup menguatkan prediksi itu. “Soal polarisasi politik di Pilpres 2019 akan tetap terjadi di Pilkada 2020. Meski sudah mencair, tetap masih sangat terbuka dalam kerja membangun koalisi pencalonan kepala daerah,” terangnya.

Faisal Riza yang juga Dosen UIN Sumatera Utara ini menambahkan, dalam Pilkada 2020 figur kandidat yang cenderung mendapatkan perhatian publik dalam Pilkada Serentak 2020 adalah figur generasi usia 25 – 50 tahun yang akan mencoba mengisi ceruk pada pilihan pemilih-pemilih milenial. Selain itu, figur dengan modal sosial, modal dan ekonomi yang mumpuni juga akan menjadi opsi untuk dibicarakan publik. “Figur yang membawa kerja programatik juga menjadi perhatian publik. Meski kebanyakan figur seperti ini, rentan dalam Pilkada 2020 karena persoalan finansial,” bebernya.

Faisal menyebutkan, hal yang menjadi temuan mereka juga menyentuh kalangan perempuan. Kata alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, terjadi kecenderungan minimnya calon kepala daerah maupun wakil kepala daerah dari kalangan perempuan. “Soal penyebabnya tentu harus diselidiki lebih dalam. Tapi hal ini tidak jauh dari hasil Pemilu 2019. Di mana, calon legislatif perempuan sedikit yang berhasil menembus parlemen di kab/kota maupun Provinsi Sumatera Utara,” terangnya.

Disebutkan, PollDesk menyelenggarakan penelitian dalam periode 10 Juli 2019 hingga 10 September 2019, dengan metode media review dan Focus Group Discussion. Media review dianggap sebagai metode pengumpulan informasi yang valid karena media merupakan sarana yang paling dekat dalam merasakan denyut nadi geliat kehidupan masyarakat. FGD dilakukan untuk mengonfirmasi hasil temuan dari media review. FGD itu sendiri melibatkan sejumlah ahli di antaranya statistik, komunikasi, sosiologi dan politik. Selain itu juga terdapat agamawan, tokoh masyarakat serta pegiat perempuan dan anak.(rel/rih)

- Advertisement -[the_ad_placement id="iklan-diabwah-artikel"]

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

Berikan Komentar anda

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca