33 C
Medan
Sabtu, 27 Juli 2024

Ribuan Umat Islam Medan Suarakan Aksi Bela Rohingya di Wihara Borobudur

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

akses.co – Giliran seribuan umat Islam Kota Medan menggelar aksi simpatik menuntut pembantaian umat Islam di Rohingya Myanmar, Jumat (8/9/2017). Massa yang berkumpul di Masjid Agung usai menggelar salat Jumat melakukan long march menuju Wihara Borobudur di Jalan Imam Bonjol Medan sebagai pusat aksi.

Massa dari berbagai ormas yang semula berharap bisa menggelar aksi di depan wihara tersebut harus menggelar orasi di depan Hotel Danau Toba Intenasional lantaran pihak kepolisian menutup akses ke wihara dengan kawat berduri dan penjagaan ketat personel kepolisian maupun kendaraan lapis baja hingga water canon. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat peserta aksi.

Dalam orasi yang digelar secara bergantian, pimpinan ormas yang tergabung dalam Solidaritas Ormas Islam untuk Umat Tertindas (Somasi) dengan tegas mengutuk pembantaian muslim Rohingya di Myanmar. Ketua Gerakan Islam Pengawal (GIP) NKRI, Masri Sitanggang dalam orasinya mengatakan, umat Islam hanya memerangi orang yang memerangi Islam. “Kalau ada kafir yang di bawah perlindungan Islam tidak akan diperangi tapi wajib melindungi,” ujarnya.

Menurutnya, unjuk rasa yang digelar di Wihara Borobudur tersebut juga ditujukan agar pemimpin dan pemuka agama di wihara tersebut diharapkan ikut mengutuk aksi genosida Myanmar terhadap muslim Rohingya. Apa lagi, didapatkan informasi, mereka ada komunikasi dengan Buddha di Myanmar. “Kalau mereka (pemuka agama Buddha Wihara Borobudur) tidak mau mengutuk aksi biadab itu, berarti mereka ada pihak itu sendiri,” ungkapnya.

Dia mengingatkan agar umat Islam tidak diganggu dan dizalimi. “Jangan ganggu muslim, kalau diganggu, nyawanya lebih murah dari sampah di pinggir jalan,” ucapnya dari mobil komando aksi.

Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Sumut, Abu Fajar, mengatakan, dengan teraniayanya umat Islam di mana-mana, umat Islam harus bersatu dan siap mengorbankan nyawanya sahid di jalan Allah.

Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Sumut, Heriansyah mengatakan, Aksi Bela Rohingya Ormas Islam di Sumut, dilakukan untuk menyampaikan sikap mengutuk tindakan genosida yang dilakukan junta militer dan Buddha Myanmar yang membantai umat Islam Rohingya.

“Pimpinan Umat Buddha di Wihara Borobudur ini kami dapat informasi punya link dengan Buddha di Myanmar. Untuk itu kami meminta agar turut mengambil sikap agar pembatanaian umat Islam di Rohingya dihentikan. Kalau mau balas dendam, hal itu kecil bagi kami. Tapi tidak dibenarkan oleh syariat Islam. Apa lagi, kalau agama Buddha mengajarkan welas asih harusnya tidak membenarkan genosida itu,” ungkapnya.

Aksi dilanjutkan dengan Salat Asar berjamaah di Jalan Imam Bonjol tersebut dengan membaca doa Qunut Nadzilah. Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Sumatera Utara, Edi Sujono Setiawan yang menjadi perwakilan dari Wihara Borobudur menyebut Ashin Wirathu bukan bagian dari umat Buddha. “Ashin Wirathu bukan bagian dari umat Buddha. Dalam ajaran Buddha diajarkan untuk saling mengasihi,” kata Edi Sujono dari atas mobil komando unjuk rasa.

Dia mengatakan, umat Buddha di Sumut bersedih dan prihatin dengan kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar. “Kami menerima tuntutan dan akan kami sampaikan kepada pihak terkait (biksu di Myanmar). Ini persoalan kemanusiaan. Kami juga akan melakukan hal lain yang efektif,” katanya.

Edi juga membacakan deklarasi antar lintas agama terkait tragedi Myanmar. Edi juga membakar poster Ashin Wirathu di bagian kepala dengan pemantik api gas. “Kami sepakat apa yang dilakukan militer Myanmar adalah tindakan biadab,” ujarnya. (sam)

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca